Yusuf Ekodono Terinspirasi Cara Melatih Polosin
Yusuf Ekodono.foto:hwfc

Yusuf Ekodono Terinspirasi Cara Melatih Polosin

Yusuf Ekodono adalah salah satu legenda Timnas Indonesia. Pria kelahiran Surabaya, 16 April 1967 ini, punya memori kuat membawa skuad Garuda berjaya. Yakni, saat Timnas Indonesia merebut medali emas SEA Games Manila 1991.

Saat itu, timnas dilatih Anatoli Polosin dibantu dua asisten pelatih, Vladimir Urin dan Danurwindo. Rizal Memorial Stadium menjadi saksi bisu ketika bendera merah putih gagah berkibar di tengah diapit bendera Thailand dan Singapura. Diiringi lagu Indonesia Raya yang syahdu.

Medali emas itu pun jadi puncak prestasi sepak bola Indonesia. Pasalnya, samai sekarang Indonesia belum bisa meraih medali emas SEA Games lagi.

Bagi Yusuf, momen SEA Games Manila adalah momen bersejarah. “Saya bangga bisa membela Timnas Indonesia. Terlebih bisa membawa pulang medali emas,” tutur dia.

Kini, setelah menukangi Hizbul Wathan FC (HWFC), klub milik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Yusuf terinspirasi kesuksesan Polosin. Yang mampu membangun tim sepak bola yang solid dan berkarakter.

Gaya melatih Polosin seperti tim-tim Eropa timur. Yang mengandalkan kekuatan fisik dan kecepatan. Karena tanpa fisik prima taktik dan strategi apa pun pasti tak berjalan efektif.

Polosin menerapkan metode latihan fisik yang di luar batas kemampuan pemain kita saat itu. Banyak pemaian mundur karena tak kuat ikut program latihannya. “Latihan fisiknya memang keras. Sehari, kita berlatih dua kali, pagi dan sore,” tandas Yusuf.

Tiap pagi, cerita Yusuf, Polosin selalu mengecek semua pemain. Para pemain harus dalam keadaan siap. Latihan tidak boleh terlambat.

Selain kekuatan fisik, Polosin juga melatih shadow football. Di mana para pemain timnas diwajibkan bermain bola tanpa menggunakan bola. Metode ini sempat mengundang pro dan kontra. Karena dianggap aneh. Namun Polosin tetap jalan terus dengan metodenya.

Tak hanya itu, saat latihan menggunakan bola, Vadimir Urin meminta para pemain sedikitnya menyentuh bola 150 kali selama 90 menit. Tujuannya agar semua pemain bisa lebih banyak terlibat dalam permainan di atas lapangan.

Menurut Yusuf, untuk pola makan Polosin masih memberi kebebasan. Hanya pemain harus mengutamakan makanan yang berprotein tinggi. “Kedisiplinan menjadi kunci. Itulah yang kemudian membawa timnas bisa menjadi juara,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan